بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, LAMPUNG SELATAN – Tsunami menghempas Pesisir Selat Sunda di penghujung 2018 silam.
Termasuk diantaranya adalah pesisir Lampung Selatan, yang mengalami sentakan-sentakan gelombang laut hingga tak sedikit rumah yang terterjang hingga merendah bersama tanah.
Desa-desa menjerit, merelakan terkikisnya rumah warga, Sekolah, tempat-tempat ibadah, hingga taman-taman pembinaan Alquran.
Sebagaimana Taman Pembinaan Alquran (TPQ) Al-Ikhsan, yang terletak di Dusun Kramat, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan.
TPQ ini telah berdiri sejak 2010 silam, yang diasuh oleh seorang Janda anak dua yang tinggal di gubuk kecil berukuran 5 x 4 meter.
Gubuk kecilnya juga difungsikan sebagai TPQ yang tiap harinya, mulai siang hingga malam, mengajarkan alif-ba-ta kepada puluhan anak di Desa tersebut.
Lokasi TPQ tepat berada di tepi laut, yang masuk dalam sasaran gelombang pasang saat longsornya Anak Gunung Krakatau sebulan silam.
“Dalam seharinya ada 50-an santri, ngajinya bergilir dari sore hingga Maghrib. Saya harus bagi waktunya agar rumah ini tak ambruk karena tak kuat menahan beban,” tutur ibu Marna, Sabtu (9/2/2019).
Wanita berdarah Bugis ini menambahkan, terkadang para santri harus rela berbasah-basahan sedikit akibat gelombang pasang air laut yang naik mencapai lantai TPQ.
“Saya sangat bersyukur jika ada yang bisa membantu mengadakan tempat yang layak untuk TPQ ini,” pungkasnya.
Untuk menjalankan TPQ, wanita kelahiran Bulukumba 45 tahun yang lalu ini hanya mengandalkan warung kecilnya yang menjajakan es kantungan dan sedikit makanan ringan.
Menurut dia, belum ada bantuan dari Pemerintah setempat kepada TPQ binaannya.
Dua hari sebelumnya, Ibu Marna menerima sumbangan sepuluh buah Alquran dan satu buah papan tulis dari relawan KOBAR (Kordinasi Bersama) Lampung Selatan.
Sebagaimana diungkapkan oleh M. Fadli, selaku kordinator KOBAR. Menurutnya, banyak kekurangan TPQ ini yang pihaknya belum mampu banyak membantu.
“Lihat papan lantainya nih Mas, terangkat semua jika terinjak. Meja belajar dan pembangunan kembali memang sangat dibutuhkan,” ujar Fadli.
Lahan kosong dengan ukuran 15×15 meter telah dihibahkan oleh warga setempat, menunggu bantuan pembangunan dari para muhsinin yang ingin beramal jariyah demi pembangunan generasi yang bertaqwa dan berprestasi.
Reporter: Rustam Hafid