بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ – رضي الله عنه -قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم: «إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً, فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الْآخَرِ, حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ; مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذَلِكَ يُحْزِنُهُ ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ.
Dari Ibnu Mas’ud beliau berkata: Rasulullah bersabda:”Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbicara/berbisik-bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih”. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dan lafazhnya adalah terdapat dalam Shahah Muslim).
Dalam islam sampai dalam masalah ini diatur, salah seorang yahudi ketika bertanya kepada Salman Al Farisi Radhiyallahu ‘anhu:”Apakah Nabi kalian sudah mengajarkan kepada kalian segala sesuatunya”, beliau menjawab:”Benar semuanya telah diajarkan oleh nabi kami“, Rasulullah telah meninggalkan kita dalam terang benderang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
“Aku tinggalkan kalian dalam suatu keadaan terang-benderang, siangnya seperti malamnya. Tidak ada yang berpaling dari keadaan tersebut kecuali ia pasti celaka”. (HR. Ahmad).
Dalam hadist yang lain beliau bersabda:
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقّرِبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُتَاعِدُ عَنِ النَّارِ إِلاَّ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Tidaklah ada sesuatu yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari neraka melainkan telah dijelaskan kepada kalian”. (HR. Thabrani).
Islam adalah agama yang memperhatikan perasaan manusia dan kaum muslimin, Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbicara/berbisik-bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih”. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim). Disini dapat dipahami bahwasanya jika lebih dari 3 orang boleh berbisik, misalkan 4 atau 5 orang, namun jika hanya bertiga tidak diperbolehkan karena bagaimana perasaan kita ketika bertiga kemudian dua orang saling berbisik maka kita akan bersedih dan berprasangka buruk kepada keduanya, walaupun dia berbisik untuk kebaikan kita, misalnya ia berbisik:”Ikhwah ini masih jomblo siapa tahu bisa dibantu”, maka hal yang seperti ini bisa membuat ia bersedih atau dia merasa direndahkan.
Dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّمَا النَّجْوَىٰ مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal”. (QS. Al-Mujadilah : 10).
Asbabul nuzul ayat ini yaitu ketika orang – orang yahudi sengaja datang ke majelis Nabi dan selalu berbisik – bisik kepada Nabi agar kemudian dilihat bahwasanya orang ini memiliki kedudukan disisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam maka turunlah firman Allah tersebut, jadi ini adab yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Juga masuk dalam hadist ini ketika tiga orang tidak berbisik tetapi dua orang berbicara dengan saudaranya yang tidak diketahui oleh pihak ke 3, misalnya 2 orang berbahasa Makassar kemudian 1 orang berbahasa jawa, 2 orang ini ketika berbahasa Makassar tentu tidak dipahami oleh yang berbahasa jawa dari apa yang mereka perbincangkan, maka hal yang seperti ini juga dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdasarkan hadits yang kita bahas. Hendaknya hal seperti diperhatikan karena jangan sampai kita membuat saudara kita bersedih, jika saja memasukkan kebahagiaan ke dalam hati saudara – saudara kita adalah bagian dari ibadah maka sebaliknya memasukkan kegelisahan dan kesedihan ke dalam hati saudara kita juga bisa mengandung unsur dosa. Semoga Allah Subhanhau wata’alamengajarkan kepada kita adab yang baik dan memperbaiki akhlak – akhlak kita.
Wallahu A’lam Bish Showaab
Silahkan Share, Semoga Bermamfaat!!!
Penulis: Ustadz H. Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu
(Direktur Markaz Imam Malik, Dosen STIBA Makassar)