بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, KABUL – Mantan pemimpin Mujahidin Afghanistan Gulbuddin Hikmatyar (70) mencalonkan diri sebagai presiden di negara yang masih dilanda konflik itu, pada Sabtu (19/1/2019). Pemimpin Partai (Hezb) Islami ini melemparkan topinya ke atas “ring” untuk pemilihan presiden pada April 2019 mendatang.
Mengumumkan pencalonannya, Hekmatyar, dengan tajam mengkritik pemerintah Kabul saat ini. Ia berjanji membawa reformasi drastis untuk perdamaian dan transparansi pemerintahan.
Gelanggang politik Afghanistan terbagi dalam garis etnis. Semua kandidat menyeimbangkan representasi kelompok etnis utama. Sebagai etnis Pashtun, Hekmatyar memilih etnis Turkmenistan dan Tajik sebagai kandidat wakilnya.
“Hanya sistem presidensial terpusat yang kuat yang bisa menyelamatkan Afghanistan,” kata Hekmatyar yang secara tegas menolak gagasan sistem federal atau parlementer dari kandidat lain, seperti dilansir kantor berita Anadolu, Sabtu (19/1/2019).
Pada Juni 2017, setelah kembalinya 20 tahun dari pengasingan, Hekmatyar menegaskan kembali dukungannya untuk pemerintahan di Kabul yang dipimpin oleh Presiden Mohammad Ashraf Ghani. Hekmatyar menandatangani perjanjian damai dengan pemerintahan Afghan pada September 2016.
Pria 70 tahun itu sekarang tinggal di sebelah markas partai politiknya di jantung ibu kota Kabul. Dia berjanji pada berbagai kesempatan untuk menengahi antara Taliban dan pemerintah.
Sumber: Anadolu Agency