بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, GOWA – Memasuki hari keempat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Gowa, sejumlah relawan kesulitan menembus lokasi yang berada di dataran tinggi, terutama di daerah Sapaya, Kecamatan Jongaya.
Nasruddin, salah seorang relawan dari Wahdah Peduli, mengaku sekarang ini tertahan di di Dusun Pattiro, Desa Pattikallang.
“Di sini longsor menimbun 7 rumah, 23 warga tertimbun, baru 8 korban ditemukan,” katanya kepada Gatra.com, Jumat (25/1).
Menurutnya, dari dusun itu, sekitar 400-an warga telah mengungsi ke daerah yang lebih aman dari ancaman longsor.
Nasruddin mengatakan, untuk menjangkau Sapaya yang menjadi tujuan utamanya, lokasinya masih sangat jauh dan harus melewati sejumlah titik longsor yang menutupi jalanan.
Sejak pagi tadi, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, kembali memimpin personelnya membuka akses jalur yang tertutupi material longsoran di Dusun Bengo, Desa Tamalatea, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa.
“Kita fokuskan upaya pembukaan jalur yang tertimbun material longsor menuju Sapaya melalui Kecamatan Parigi, karena hingga saat ini wilayah tersebut masih terisolir akibat longsor dan belum dapat dijangkau,” kata Shinto.
Kepala Desa Tamalatea, Muhamma Safri, ikut bergabung membantu proses pembersihan timbunan longsor.
Upaya pembukaan jalur juga melibatkan alat berat berupa satu unit Backhoe Loader sejenis kendaraan eskavator untuk mempermudah dan mempercepat proses pembersihan material longsor yang memenuhi jalanan.
Sementara itu, dilaporkan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan bersama rombongan, sedang menuju ke daerah Sapaya, Kecamatan Bongaya, dengan melewati Desa Tamalatea, Kecamtan Manuju.
Rombongan mereka menemukan longsoran yang menutup badan jalan sepanjang 150 meter, dan sedang berusaha disingkirkan kendaraan jenis loeader.
Sebelumnya, pengiriman bantuan logistik dari Pemda Gowa dengan menggunakan heli milik TNI AU lantaran menembus akses ke Sapaya sangat sulit.
Sumber: Gatra