بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, MAKASSAR – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Wagub Sul-Sel) Andi Sudirman Sulaiman menjadi pemateri dalam kegiatan Seminar Islam Nasional “Spirit Al-Qur’an Menegakkan Peradaban yang Hilang” di Auditorium Prof. A. Amiruddin Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Ahad (11/11).
Dalam paparan materinya dikegiatan Seminar Islam Nasional yang diselenggarakan oleh UKM LDK MPM UNHAS, Beliau mengapresiasi atas kerja keras panitia sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik.
“MPM ini perlu eksis dalam dakwah dikampus, dulu waktu kami masih kuliah disini. Bagaimana teman-teman di MPM UNHAS itu dulu menjual makanan (nasi bungkus dll) dilantai 1 masjid kampus UNHAS. Dan cuma menulis harganya tidak ada yang jaga. Sudah makan dibayar sendiri, ini sangat bermanfaat dan melatih kejujuran kita”. Ungkapnya
Related Posts
Putra kelahiran Bone ini tampil dengan kesan yang luar biasa disambut oleh para peserta Seminar Islam Nasional. Beliau menuturkan bahwa Janggot adalah Sunnah Rasulullah yang harus ditegakkan.
“Berjenggot adalah Sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang harus kita tegakkan dan masing-masing kita harus menjadi contoh, sebab menjadi contoh lebih bagus dibandingkan mencontoh orang lain”. Ungkapnya
Beliau juga menceritakan berbagai tokoh-tokoh nasional yang berjenggot.
“Kita bisa melihat pendiri NU (KH. Hasyim Asy’ari) Beliau berjenggot, pendiri ormas terbesar kedua di Indonesia Muhammadiyah (KH. Ahmad Dahlan) Beliau juga berjenggot, serta tokoh-tokoh Nasional yang lain. Imam Bonjol, Buya Hamka dll” Ujarnya.
Paparan Terakhir dari Almuni Fakultas Tehnik Universitas Hasanuddin yang kini menjadi Wagub Sul-Sel, hidayah hanya Allah memberikan kepada manusia kita hanya berusaha dan berproses.
“Kita hanya bisa berusaha dan berproses adapun hasilnya Allah subhanahu wata’ala yang memberikan dan menentukan, sebagaimana kisah Nabi Nuh alaihi salam yang berdakwah sekian ratus tahun lamanya. Namun sampai istrinya pun tidak beriman kepada Allah”. Ungkapnya
Laporan: Muhammad Akbar
