بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, BALIKPAPAN – Silaturahmi Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang dimulai sejak Kamis (22/11/2018) lalu di Pondok Pesantren Hidayatullah Induk, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, telah berakhir pada Ahad (25/11/2018) sore tadi.
Ketua Stering Commitee Kepanitiaan, Ustad Tasyrif Amin, menyebut seluruh rangkaian acara yang menghadirkan ribuan peserta yang merupakan kalangan dai dari sejumlah provinsi, telah berjalan sesuai dengan agenda perencanaan.
“Alhamdulillah, bapak Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla, hadir membuka acara. Ustad Bachtiar Nasir, Profesor Din Syamsuddin, tokoh dari Turki, Qatar dan Rohingya, semuanya datang,” ujarnya di depan jamaah usai shalat Dluhur di Masjid Agung Ar Riyadh Hidayatullah.
Ustad Tasyrif pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta, tamu dan undangan Silatnas, apabila ada sesuatu yang dirasa kurang berkenan dalam hal pelayanan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung.
Pada sesi penutupan, jajaran pimpinan ormas Hidayatullah, masing-masing Ustad Abu Ala, Ustad Abdul Mannan, serta KH Abdurrahman Muhammad, secara bergantian naik ke atas mimbar menyampaikan tausiyah dan pesan bernilai penguatan dakwah kepada para dai Hidayatullah.
Kyai Abdurrahman mengatakan, penguatan dakwah itulah yang menjadi kenang-kenangan sekaligus bekal kepada para dai Hidayatullah untuk dibawa kembali ke medan dakwah tempat mereka membina dan membimbing ummat agar lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun Ketua Umum Hidayatullah, Ustad Nashirul Haq, tampil membacakan Piagam Gunung Tembak, sebuah komitmen ketaatan yang dicetuskan pada Silatnas Hidayatullah lima tahun lalu, serta Gerakan Nawafil Hidayatullah, yang lagi-lagi merupakan komitmen ketaatan juga, yang dirumuskan dan dihasilkan pada Silatnas tahun ini.
Poin-poin Gerakan Nawafil Hidayatullah yang dibacakan Ustad Nashirul itu diikrarkan juga oleh ribuan kader laki-laki dan perempuan yang memadati ruang masjid lantai 1 dan 2. Mereka semua berdiri dan mengikuti apa yang diucapkan Ustad Nashirul.
Di antara poin Gerakan Nawafil Hidayatullah itu, yakni setiap kader Hidayatullah wajib memakmurkan masjid,
membaca kita suci Alqur’an setiap hari sebanyak satu juz, rutin mendirikan shalat malam dan membaca wirid pagi dan petang.
“Mari kita membangun komitmen untuk bersama-sama mewujudkan komitmen itu,” tutur Ustad Nashirul.
Alumnus Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia, itu menyebutkan bahwa pelaksanaan atau realisasi dari semua poin yang menjadi komitmen seluruh kader Hidayatullah itu sebenarnya mudah, namun yang berat adalah konsistensi atau istiqomahnya.
Sehingga, Ustad Nashirul pun meminta kepada jamaah Hidayatullah untuk membiasakan dan menyiasati.
“Misalnya dalam membaca Alqur’an satu juz satu hari, bisa mempergunakan kesempatan sebelum dan sesudah shalat fardhu hingga mampu menyelesaikan satu juz sehari,” ucapnya.
Laporan : Irfan Abdul Gani