بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, SIGI – Ujian yang diturunkan Allah taala kepada masyarakat Sulawesi Tengah merupakan salah satu gerbang perubahan ke arah yang lebih baik, atau biasa disebut dengan istilah Hijrah.
Proses hijrah sangatlah Panjang dan menjadikan kita harus menentukan langkah hijrah yang tepat, salah satunya adalah proses Hijrah yang terjadi pada masa Rasulullah shallahu alaihi wa sallam.
“Pelajaran penting yang harus kita ketahui adalah pada persitiwa Hijrah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, yakni ketika dakwah menemukan kesulitan di kota Makkah, sehingga para Sahabat menyelamatkan agama mereka dengan berpindah pada daerah yang aman bagi keimanan mereka, yakni menuju keselamatan,” ungkap Hamri Muin, Ketua Umum PP Lidmi saat mengisi materi kajian spesial It’s Time to Hijrah dihadapan dua ratusan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad), di masjid Masjid Abdul Hadi Al-Quraim, Jalan Rapolinja Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, Sul-Teng, Sabtu (24/11/2018).
Hamri melanjutkan, keselamatan yang hakiki adalah keselamatan yang didapat di akhirat kelak, kenikmatan dunia hanyalah sementara, lanjut Dia. Karena ia adalah kenikmatan yang semu, tak akan bertahan lama.
“Wasiat saya kepada anda semua, diantara empat langkah hijrah, antara lain adalah memperbaiki niat. Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, sesunguhnya amalan itu tergantung niatnya. Maka niatkan hijrah kita karena Allah taala. Karena Dia lah pemilik langit dan bumi, penguasa alam semesta,” jelasnya.
Langkah kedua lanjut Hamri adalah Iqro’, sebagaimana kisah awal turunnya Alquran kepada Rasulullah. Yakni mempelajari apa yang telah diajarkan Allah taala kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
“Apa yang diajarkan oleh Allah? Kitabullah, Alquran. Sebagaimana sabdanya, sebaik-baik manusia adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya,” tuturnya.
Untuk mengantarkan pada kebahagiaan yang hakiki, Hamri menyebutkan langkah yang ketiga, yakni berusaha menjadi orang-orang yang bertakwa, yakni berusaha mengerjakan segala seusatu yang menjadi perintah Allah taala, dan meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah taala.
“Langkah kelima adalah Istiqomah, yakni menjaga hati, semangat belajar dan ketakwaan hingga akhir hayat. Rasulullah mempelajari Alquran kepada Malaikat Jibril selama 22 tahun, 2 bulan 22 hari, bukan waktu yang singkat ya Ikhwan, namun waktu yang Panjang. Maka waktu kita belajar tidak cukup hanya setahun, dua tahun hingga tiga tahun. Tidak berakhir saat kita sarjana, saat kita magister, doktor bahkan professor. Namun hingga kita dipanggil pulang oleh Allah taala,” terangnya.
“Maka siapkah anda semua berhijrah menjadi manusia yang lebih baik?” tanya Hamri yang spontan dijawab ‘iya’ bersambut takbir oleh para peserta, sekaligus menyudahi materi kajian.
Kajian Spesial dengan tema Ayo Hijrah ini digelar oleh Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Ulul Al Baab Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Faperta Untad), yang merupakan rangkaian dari Studi Islam Intensif (SII) Faperta Untad yang menjadi dari bagian mata kuliah Pendidikan Agama Islam mahasiswa semester I dan II.
Ketua Umum LDF Ulul Al Baab, Muhlis mengatakan, diantara tujuan penyelenggaraan Kajian Spesial ini adalah untuk mempererat ukhuwah mahasiswa muslim Pertannian, khususnya mahasiswa baru.
“Bagian dari program Mentoring universitas, salah satu agendanya adalah Kegiatan Mentoring gabungan yang diisi dengan Kajian Spesial ini,” ungkapnya.
“Studi Islam Intensif sendiri Alhamdulillah diikuti oleh seluruh mahasiswa baru dengan agendanya adalah pembelajaran Alquran pekanan yang nanti akan diisi dengan berbagai jenis kegiatan,” tambahnya.
Laporan: Rustam Hafid