بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Pemuda adalah generasi yang menjadi simbol kekuatan dan harapan bangsa dan umat. Masa depan bangsa dapat dilihat bagaimana pemudanya hari ini, bagaikan tiang suatu bangunan. Jika tiangnya kuat maka bangunan itu bisa bertahan lama membuatnya tetap tegak dan kokoh, namun sebaliknya jika tiangnya sudah retak-retak maka tinggal menunggu kehancuran.
Sama halnya pemuda hari ini, jika hari ini pemudanya terpelajar, berakhlak budi pekerti maka kelak keadaan bangsanya akan menjadi baik. Namun, jika hari ini pemudanya buruk, tidak berakhlak maka yakinlah bangsanya kelak akan hancur.
Namun hari ini, sungguh disayangkan pemuda lebih mementingkan egoisme masing-masing, siapa yang kuat dialah yang menang. Masalah sepele pun diselesaikan dengan adu fisik, lempar batu dan sebagainya. Hal ini mengingatkan kita bagaimana perjuangan para pemuda di palestina, mereka menggunakan batu sebagai alat untuk menyerang dan mempertahankan diri dari zionis israel Laknatullah dan ini adalah salah satu bentuk jihat fiisabilillah.
Namun yang dilakukan pemuda di Negeri kita hari ini adalah solusi yang salah, tidak menggambarkan jiwa NKRI yang melambangkan kesatuan. Bagaimana mungkin negeri ini akan berjaya jika kesatuan generasinya sekarang pecah. Rugilah aspirasi yang selalu kita sampaikan dihadapan para petinggi-petinggi negeri ini, jikalau generasi pemuda hari ini berakhlak buruk dan menjauhi persatuan. Karena generasi pemuda adalah tumpuan dan harapan bangsa dimasa yang akan datang.
Maka hari ini bisa digambarkan, bagaimana kondisi bangsa kelak. Kalau hari ini yg baik hanya diam berpangku tangan, dan yang buruk tidak berusaha untuk melakukan perbaikan maka siapa lagi yang akan diharapkan.
Bangsa dan umat ini membutuhkan generasi yang intelektual, religius, beradab dan bermartabat. Dengan melihat realitas dan situasi Pemuda hari ini, entah siapa yang harus disalahkan?
Apakah dosennya, gurunya, orang tuanya, teman dan lingkungannya dll? Pada hakikatnya semua kita bertanggung jawab atas segala problematika yang terjadi pada generasi muda kita saat ini.
Tawuran yang terjadi di setiap kalangan, para pelajar, masyarakat dan bahkan yang dikenal sebagai kaum intelektual (mahasiswa). Belum lagi problematika yang lain seks bebas yang terjadi pada generasi muda kita.
Berapa banyak siswi SMP, SMA dan Mahasiswi yg pernah melakukan hubungan seks bebas?
Berapa banyak siswi SMP, SMA dan Mahasiswi yang hamil diluar nikah?
Berapa banyak siswi SMP, SMA dan Mahasiswi yang tidak perawan lagi dan bahkan pernah aborsi?
Berapa banyak siswa siswa SMP, SMA dan Mahasiswa yang narkoba, merokok dll?
Jika Anda penasaran dengan jawaban diatas , silahkan kita buka data komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI).
Setiap kita seharusnya sedih, menangis dan miris melihat realitas generasi muda kita hari ini. Kehancuran moral dan akhlak mereka seharusnya menjadikan kita semangat untuk gerakan perubahan generasi kita. Mulai dari lingkup keluarga, sekolah dan bahkan perguruan tinggi. Dengan harapan agar mereka sadar bahwa keadaan hidup ini tidak akan berubah sebelum mereka berkomitmen dengan tekad yang kuat untuk berubah.
Teringat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Raad: 11).
Pemuda hari ini adalah ceriminan bangsa dan Umat dimasa depan. Jika pemudanya baik maka akan menghasilkan masa depan yang cemerlang dan dengan prestasi. Namun, jika pemudanya hari mengalami degradasi moral dan akhlak yang tak kunjung di atasi maka akan menghasilkan masa depan yang buruk, tentinggal dan terkalahkan.
Dengan mengetahui realitas pemuda hari ini, tawuran yang terjadi dimana-mana, utamanya dilingkup kampus menjadi muhasabah bagi para aktivis dakwah. Apakah mereka diam dan tidak risau melihat kondisi seperti ini. Seharusnya kita tersadarkan bahwa kemungkaran terjadi karena tidak maksimalnya dakwah. Maka bermuhasabalah wahai para aktivis dakwah, tetaplah semangat dalam berdakwah, karena kemungkaran ini akan hilang ketika ketika dakwah dan agama ini sampai kepada hati setiap manusia.
Pembinaan tidak boleh terhenti, harus dilakukan dengan maksimal bagi para mahasiswa dan mahasiswi agar mereka sadar bahwa mereka adalah generasi harapan ummat dimasa yang akan datang, menjadi pejuang agama Allah subhanahu wata’ala.
Penulis: Dzulkarnain, S.M
(Ketua Umum MPM UIN Alauddin Makassar)
Editor: Tim Mujahid Dakwah.Com