بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Belum usai duka negeri karena gempa yang terjadi di pulau Lombok, gempa kembali mengguncang kota Donggala dan Palu. Rumah dan gedung runtuh, tanah dan jalan merekah, korban-korban berjatuhan. Bapak kehilangan anak, istri-istri menjadi janda, anak-anak menjadi yatim. Belum lagi bahan makanan yang semakin langka, air bersih semakin sulit, sehingga mengundang berbagai penyakit.
Itulah peringatan dari Allah, mengingatkan akan kebesaran dan kekuasaan Allah. Tanda-tanda kebesaran Allah yang diperlihatkan untuk membuat takut hamba akan kebesaran-Nya.
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS. al-Isra’ : 59)
Dengan musibah besar yang melanda, Allah ingin manusia kembali dan bertaubat kepada-Nya. Namun, apakah ada ibadah khusus yang Allah perintahkan saat terjadi gempa?
Tidak Ada Shalat Khusus Saat Gempa
Sebagian ulama menganjurkan untuk melaksanakan shalat saat terjadi fenomena Alam yang menunjukkan kuasa Allah yang menakutkan. Hal ini didasarkan pada hadist :
يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَهُ… فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَصَلُّوا، وَادْعُوا اللهَ
“Allah menakut-nakuti para hamba-Nya dengan gerhana matahari & bulan. Jika kalian melihat kejadian ini, lakukanlah shalat dan perbanyak berdoa kepada Allah.” (HR. Muslim no. 911)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan shalat khusuf ini dengan ‘illah yang jelas dan tata caranya yang detail. Shalat ini beliau ajarkan dan praktekkan bersama para sahabat. Selain itu beliau juga memerintahkan para sahabat untuk beristighfar, bertaubat dan bersedekah.
Namun tidak ada dalil mengajarkan shalat secara jelas pada fenomena Alam yang lain, seperti gempa. Karena itulah, sebagian ulama menyatakan tidak adanya shalat khusus saat terjadi gempa. Sebagaimana pendapat Imam Malik dan Asy-Syafi’i :
لا يصلى لشيء من الآيات سوى الكسوف؛ لأن النبي – صلى الله عليه وسلم – لم يصل لغيره، وقد كان في عصره بعض هذه الآيات وكذلك خلفاؤه
“Tidak ada shalat ketika muncul fenomena yang menunjukkan ayat-ayat Allah kecuali gerhana. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melaksanakan shalat dalam hal ini selain saat terjadinya gerhana. Padahal terjadi pada zaman beliau fenomena alam yang menunjukkan kuasa Allah, demikian juga pada masa khulafa’.” (al-Baihaqi, Ma’rifatus Sunan wal Atsar, 5/156)
Dengan demikian, tidak ada anjuran untuk melaksanakan shalat disebabkan gempa. Namun, tidak mengapa jika tetap ingin melaksanakan shalat saat terjadi gempa. Hal itu dilakukan sendiri-sendiri, tidak berjamaah.
أنه يصلى للزلزلة فرادى لا جماعة لأن الاجتماع لها يحتاج إلى الدليل
“Sesungguhnya, ia (Ibnu Abbas) shalat karena gempa sendirian, tidak berjamaah. Karena shalat berjamaah saat gempa tidak ada dalil yang menjelaskannya.” (Bada’ush Shanai’, 1/282)
Apa yang Dianjurkan Saat Gempa ?
Melaksanakan shalat saat terjadi gempa dinisbatkan kepada perbuatan Ibnu Abbas, bukan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, ibadah apakah yang dianjurkan saat terjadi gempa?
- Memperbanyak Taubat
Yang paling penting untuk dilakukan saat terjadi gempa adalah bertaubat kepada Allah dari segala dosa dan maksiat. Karena tidak ada sesuatu yang lebih cepat mengundang bencana kecuali dosa dan maksiat. Hal ini lah yang dilakukan oleh generasi Islam terdahulu, sebagaimana gempa yang terjadi pada zaman Umar bin Khattab, beliau berpidato di depan manusia :
أَيُّهَا النَّاسُ، مَا هَذَا؟ مَا أَسْرَعَ مَا أَحْدَثْتُمْ، لَئِنْ عَادَتْ لَا أُسَاكِنُكُمْ فِيهَا
“Wahai manusia, apa yang terjadi? Terlalu cepat hal ini terjadi pada kalian. Jika kalian tidak bertaubat, aku tidak akan tinggal bersama kalian.” (Ibnu Abi Dunya, Al-‘Uqubat, hlm. 31)
2. Berzikir dan Berdoa
Hal ini berdasarkan hadist nabi tentang khusuf yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Jika kita melihatnya dianjurkan untuk berdzikir, berdoa dan beristighfar.
هذه الآيات التي يرسل الله لا تكون لموت أحد ولا لحياته ولكن يخوف الله بها عباده فإذا رأيتم شيئًا من ذلك فافزعوا إلى ذكره ودعائه واستغفاره
“Ini adalah tanda-tanda yang Allah kirim bukan karena kematian atau hidupnya seseorang. Melainkan, dengannya Allah membuat takut hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihatnya, maka segeralah untuk zikir, doa dan beristighfar kepada-Nya.” (HR. Bukhari no. 1059 dan Muslim no. 912)
Dengan berzikir dan berdoa, dimaksudkan seorang hamba akan segara menyadari bahwa semua yang terjadi atas kuasa Allah. Dengan begitu, Iman akan terus naik dan tidak malah turun akibat gempa. Dalam hal ini, tidak ada batasan tertentu untuk berzikir dan berdoa.
- Bersedekah
Bersedekah dan mendermakan harta sangat dianjurkan saat terjadi gempa. Hal ini lah yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz saat terjadi gempa di zamannya. Beliau menulis surat kepada penduduk suatu desa :
فمن استطاع منكم أن يتصدق فليفعل
“Siapa diantara kalian yang mampu untuk bersedekah, maka lakukanlah.” (Ahkamul Qur’an, 4/328)
- Mengingatkan Manusia dan Mengambil Ibrah
Hal itulah yang dilakukan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika terjadi gempa pada masanya. Beliau langsung menyeru di hadapan manusia dengan mengingatkan supaya manusia bertaubat dari dosa-dosanya. Karena manusia tempat lalai lupa.
Selain itu, hal penting yang tidak boleh terlewatkan adalah mengambil ibrah (pelajaran) dari peristiwa gempa. Ibrah yang terpenting adalah bahwa manusia itu tidak ada daya dan kekuatan. Betapapun manusia mendeteksi sebab akibat dari gempa, bahkan mampu memprediksi tempat dan waktu gempa, tetap saja Allah kuasa atas gempa kapan saja. Sehingga, tidak ada ruang bagi manusia untuk berlaku sombong, sewenang-wenang, bermegah-megahan dan melampuai batas. Karena Allah kuasa atas segala bumi dan seisinya.
************
Sumber: Kiblat.Net
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)