بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, Jakarta – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mengalami pelemahan, hingga melampaui Rp15.000 per Dollar AS. Lemahnya posisi rupiah itu dinilai akan berdampak kepada masyarakat.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar berada di kisaran Rp15.100 per Dollar AS dalam beberapa hari terkahir. Selama ini angka Rp15.000 per Dollar AS dianggap sebagai angka psikologis, setelah sebelumnya nilai satu dolar telah melampaui Rp14.000.
Direktur Institute For Development of Economics and Finance(INDEF), Enny Sri Hartati menilai kelompok pertama akan merasakan langsung dampak kenaikan dollar tersebut adalah para pengusaha baik di tingkat produsen maupun pedagang. “Kalo produsen kan banyak yang bahan bakunya masih impor,” ungkapnya saat dihubungi, Kamis (04/10/2018).
“Sedangkan trading (perdagangan) kan pasti ke harga jual kalau dinaikan belum tentu laku, sedangkan kalo nggak dinaikan harga pokok pembeliannya naik,” terang Enny.
Disamping itu, lanjut Enny, banyak importir-importir di Indonesia yang tidak melakukan hedging, yaitu strategi perlindungan nilai. Sehingga ketika terjadi kenaikan atau fluktuasi rupiah pasti akan langsung berdampak pada harga-harga barang yang akan dijual.
“Dampak selanjutnya pasti ke masyarakat. Karena pedagang dan produsen tidak mungkin menanggung sendiri, pasti nantinya akan berpengaruh ke harga jual. Pasti ya masyarkat yang akan kena dampak selanjutnya,” ujar Enny.
Dia menekankan harga di pasar tidak akan berubah secara spontan, karena kemungkinan kalangan pengusaha masih memakai stok lama. Namun kenaikan harga pasti terjadi jika nilai rupiah tetap dalam posisi rendah.
“Nah kalau ini terus berlajut ya nggak mungkin dong, stok lama kan juga pasti habis. Sehingga stok barunya dengan harga yang baru,” terangnya.
Sumber: Kiblat.Net