بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, Makassar – Rasa syukur tak henti-hentinya terucap. Karena ia dapat melahirkan anak ke empatnya dalam keadaan selamat. Merasa terharu perjuangannya dari kota Palu ke kota Makassar tidaklah mudah, meninggalkan tempat tinggal dan rumahnya yang hancur di Perumnas Baraloa Palu.
Seakan tak percaya bahwa atas kuasa Allah, ia dan keluarganya dapat selamat dari musibah itu. Masih teringat di benaknya saat gempa yang terjadi saat itu. ia bersama suami dan anak ketiganya tidak ada di rumah. Mereka berada di Swalayan. Sedangkan kedua anaknya ada di rumah. Saat detik-detik kejadian, ia masih di dalam Swalayan, karena lupa masih ada kebutuhan yang belum dibeli. Sementara suaminya dan anaknya di luar.
Saat mulai terjadi goncangan. Ia berusaha menyelamatkan diri bersama suami dan anaknya tercinta. Saat masih tergoncang mereka masih berada di dalam swalayan. Sampai-sampai pengunjung yang juga terjebak di dalam saling memeluk satu sama lain, yang jumlah mereka sepuluh orang. Ia meyaksikan kejadian yang mencekam. Bangunan yang di atas menjadi ke bawah dan tanah yang berada di bawah naik ke atas. Tak lama kebakaran juga terjadi karena dari bawah tanah tersebut menimbulkan api. Untung saja Swalayan itu terbuat dari kaca bukan tembok. Sehingga kaca itu dihancurkan.
Terlalu panik, mereka berlari menyelamatkan diri. bahkan lari ibu Jamila yang sementara hamil tua ternyata lebih kencang dibandingkan suaminya. Bahkan ia juga tak sadar bahwa kondisinya sedang hamil.
Perjuangan tak sia-sia, mereka sekeluarga selamat. Kedua anaknya di rumah juga diselamatkan oleh salah satu saudaranya yang menginap di rumahnya.
Situasi yang tidak mendukung, mereka memutuskan untuk ke Makassar dengan tumpangan Pesawat Hercules. Awalnya mereka mengungsi di posko pengungsian Asrama Haji. Tetapi kondisi tak kondusif akhirnya memutuskan untuk pindah ke posko pengungsian Muslimah Wahdah Islamiyah DPC Makassar yang berlokasi di jalan Abu Bakar Lambogo nomor 111, kota Makassar
Laporan: Humas Wahdah Islamiyah