بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, Palu – Dia adalah Meisalwa Claudia (7), biasa dipanggil Echa, salah seorang anak yang selamat dari reruntuhan bangunan karena gempa yang sangat dahsyat menerjang Sulawesi Tengah beberapa waktu silam.
Echa tinggal bersama ibu dan tiga orang kakaknya di kota Palu. Sebelum gempa terjadi, Ibu dan kakak Echa berada ditempat kerja, sedangkan Echa hanya dijaga oleh tetangganya yang digaji perbulan oleh ibunya untuk menjaganya ketika Ibu dan Kakaknya berada di tempat kerja.
Detik detik sebelum gempa terjadi, Ibu Echa sudah berada di rumah, ketika salah satu kakinya melangkah memasuki rumah, terjadilah gempa yang sangat dahsyat itu.
“Saya bergegas mencari Anak saya setelah terombang-ambing, dan akhirnya jatuh dan kepala saya terbentur sebanyak dua kali di tembok. Karena sudah tidak sanggup berdiri akhirnya dalam keadaan merangkak saya mencari anak saya,” ungkap Yuliasi, Ibu dari Echa, Senin (15/10/2018).
Yuliasi melanjutkan, Ia menemukan Echa berada di kamar mandi tanpa satupun pakaian melekat di tubuhnya. Dengan keterbatasan kemampuan dengan sakit yang ia rasa, Yuliasi hanya dapat menggapai rambutnya dan menariknya untuk menyelamatkan Echa dari bangunan yang sudah mulai runtuh.
“Alhamdulillah akhirnya dalam keadaan merangkak saya berhasil menarik rambut anak saya dan merangkulnya dalam keadaan merangkak dan berusaha keluar dari rumah,” tuturnya.
Namun pintu rumah terkunci dengan sendirinya, tutur Yuliasi. Akhirnya dengan sisa tenaga yang terisa, Ia berusaha membuka pintu, namun ketika Ia berusaha membuka pintu, Echa sudah ditindih barang-barang yang berada di sekitarnya.
“Kakinya ditindih tempat piring, setelah sekian lama berusaha membuka pintu, akhirnya pintunya pun terbuka dan kami berusaha untuk keluar dari rumah,” tukasnya.
Setelah gempa terjadi selama dua hari dua malam, Yuliasi beserta anak-anaknya hanya berada di atas pasir tanpa beralaskan apapun dan tanpa bantuan apapun. Hingga akhirnya, mereka berhasil dibawa ke tempat pengungsian di daerah kabupaten Donggala, Kecamatan Banawa tengah.
Sampai sekarang Echa masih merasakan sakit di bagian dadanya yang tertimpa barang-barang yang berada di sekitarnya ketika gempa terjadi, begitupun dengan Ibunya yang masih merasakan sakit pada kakinya yang bengkak karena jatuh akibat guncangan gempa.
Alhamdulillah, melalui program Sekolah Ceria LAZIS Wahdah, Echa menjalani pemulihan trauma dan pendidikan sekolah darurat. Salah satunya adalah pembagian Paket Ceria untuk membantunya mengikuti program Sekolah Ceria di lokasi pengungsian. ()
Laporan: Rustam Hafid
(Relawan Wahdah Peduli)