بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, Makassar – Ormas Islam di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, bergerak cepat menindaklanjuti tentang adanya dugaan kegiatan pemurtadan di kalangan korban gempa dan tsunami Palu yang dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, menyusul viralnya rekaman percakapan dua orang perempuan yang mengetahui gerakan terselubung itu.
Puluhan aktivis gabungan ormas Islam yang terdiri dari Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB), Laskar Pemburu Aliran (LPAS), Front Pembela Islam (FPI), dan Forum Arimatea, langsung mendatangi rumah sakit yang berada di dekat kampus Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan, itu, Sabtu (6/10/2018), malam tadi.
Ustad Siddiq dan Ustad Andi Hidayatullah Lukman, perwakilan ormas Islam, langsung diterima Direktur RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, dr Khalid Saleh, di ruang Duty Manager.
Ustad Sidiq, yang merupakan panglima LPAS Makassar, mengatakan kalangan aktivis ormas cukup kaget dan merasa terpukul jika benar adanya kegiatan pemurtadan kepada pengungsi asal Palu.
“Makanya, kami langsung ingin melakukan tabayyun dulu karena infonya cepat menyebar, dan memang kami khawatir saudara-saudara kita dari Palu yang mayoritas Muslim ini, keyakinannya terancam,” ujarnya dalam pertemuan malam tadi.
Tak hanya, Ustad Sidiq, yang juga selaku panglima keamanan Relawan #2019 Ganti Presiden Pusat, menyatakan kesiapannya untuk menempatkan laskar pengamanan apabila diperlukan oleh pihak rumah sakit.
Sekretaris FUIB Sulawesi Selatan, Andi Hidayatullah Lukman, menambahkan bahwasanya pengungsi gempa dan tsunami asal Palu, kondisi psikis mereka sangat lemah dan labil, sehingga memang sangat rawan disusupi paham atau keyakinan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
“Sehingga, kami juga mengajurkan kepada pihak Rumah Sakit Wahidin agar menyiapkan semacam pembinaan spritual kepada mereka. Kalau perlu, kami dari FUIB akan menyiapkan ustad atau penceramahnya. Juga yang sangat penting adalah perlunya diberikan semacam buku saku panduan zikir-zikir dan semacamnya kepada pasien. Tujuannya agar rohani saudara-saudari kita korban gempa ini kembali menjadi kuat,” terangnya.
Khalid Saleh mengapresiasi respons cepat dari kalangan ormas Islam. Didampingi Zulkifli, salah seorang pegawai RS Wahidin Sudirohusodo, ia tak menampik soal beredarnya rekaman percakapan yang menyebut adanya dugaan gerakan pemurtadan di rumah sakit.
Kendati demikian, Khalid mengaku belum mengetahui secara persis identitas pemilik suara dalam rekaman itu, namun pihaknya telah melakukan rapat yang membahas tentang seputar masalah itu.
“Setelah kejadian ini, kami sudah putuskan langsung membuat surat imbauan kepada semua pengunjung. Tentu jam besuk dan kunjungan kepada korban, akan kami berlakukan pengamanan ketat,” ujarnya.
Adapun dalam rekaman percakapan itu, menyebutkan adanya kelompok yang diduga kuat misionaris masuk ke Rumah Sakit Wahidin. Mereka menyambangi pasien korban gempa dan tsunami. Kemudian, mereka memberikan amplop disertakan kitab dari salah satu agama tertentu. Ironisnya, saat petugas rumah sakit menegur dengan alasan pasien yang bersangkutan beragama Islam, mereka malah marah-marah.
Laporan: Irfan