بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Sahabatku Fillah yang berbahagia, alhamdulilah gerakan Sejuta Karya Untuk Ummat telah hadir bersama kita dan akan berbagi tulisan, nasehat, tazkiyah dan motivasi, dengan tujuan berkontribusi dalam bidang literisasi untuk ummat. Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat bagi Sahabat-sahabat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban” (Al-Isra’: 36).
Peran hati bagi seluruh anggota badan, ibarat raja bagi para prajuritnya. Semua bekerja atas segala perintahnya dan semua tunduk kepadanya. Karena dengan perintah hatilah segala perbuatan kebaikan akan dilaksanakan dan perbuatan keburukan akan dijauhi. Merupakan tolak ukur utama dalam setiap langkah perbuatan yang kerjakan.
Semua nikmat yang Allah berikan kepada kita, di akhirat kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah subhanahu wata’ala. Allah memberikan kita pendengaran dan penglihatan, maka kelak akan ditanya kemana pendengaran ini kita gunakan.
Apakah kita gunakan mendengarkan ayat-ayat-Nya?
Apakah kita gunakan untuk mendengarkan risalah-Nya?
Apakah kita gunakan mata ini memandang Ayat-ayat-Nya dalam Al-Qur’an tanpa lelah membacanya?
Ataukah, sebaliknya.
Pendengaran itu kita gunakan dalam kemaksiatan.
Asyik mendengarkan musik.
Melihat hal-hal yang diharamkan oleh-Nya.
Maka bertaubatlah sebelum pemberi nikmat itu, mengambil segalanya darimu.
Begitupun dengan hati, hati adalah raja. Seluruh tubuh hanyalah pelaksana titah-titahnya. Sumber kebenaran ada padanya. Dan akan mempertanggunjawabkan setiap apa yang dipimpinnya.
Sumber kebenaran utama dalam tubuh manusia adalah hati, bukan akal dan hawa nafsu. Ketika hati telah dikalahkan oleh akal dan hawa nafsu dalam menentukan kebenaran. Maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang akan salah dan berakibat keburukan.
Maka jadikanlah suara hati sebagai tolak ukur utama dalam menjalani setiap perbuatan yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Hal ini merupakan hal yang harus diseriusi oleh orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah subhanahu wata’ala.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Ketahuilah, di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah hati”. (HR. Bukhari).
Jikalau seseorang sangat sibuk mengurusi dan memelihara dengan baik tubuhnya atau yang secara nampak. Maka ketahuilah, bahwa hati yang secara tidak nampak lebih membutuhkan perhatian, pemeliharaan dan perawatan dengan baik dibandingkan dengan tubuh-tubuh kita.
Hati adalah raja, ibarat sebuah pisau yang bermata dua. Ia bisa menjadi organ tubuh paling taat atau yang paling bermaksiat. Ia mampu mendorong pemiliknya mengorbankan jiwa dan raga atau sebaliknya, Ia membujuk pemiliknya menjadi pecundang, memotivasi kekerasan tanpa belas kasih.
Ia yang menentukan hitam-putihnya akhlak seseorang. Ia pula yang menjadi barometer “kebaikan” seluruh tubuh. Olehnya itu, perbaikan dan penjagaan kondisi hati merupakan kebutuhan yang tak boleh terlupakan.
>>> Bersambung, Insya Allah…
Wallahu ‘alam bishowab…
Ahukum,
✍ Pena An-Nawawi “Akh Muhammad Akbar, S.Pd”
(Penulis, Teacher, Ceo Mujahid Dakwah Media, Founder Mujahid Dakwah.Com dan Owner Kokoh Ikhwah Collection)
♻ Sukseskan Gerakan :
✒ Pemuda Muslim Menulis
📚 Sejuta Karya Untuk Ummat