بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Percayakah anda bahwa perjalanan terberat dan terjauh bagi seorang lelaki adalah perjalanan menuju masjid? Banyak pemuda melanglang buana hingga Eropa atau Amerika, namun tatkala panggilan adzan berkumandang kaki terasa berat untuk melangkah ke masjid.
Melabuhkan hati untuk memenuhi seruan-Nya terkadang tak semudah menuju tempat hiburan. Akankah hati kita yang lemah ini dipenuhi teori-teori Paulo, JJ Rouseau, Pestalozi, Fribel dan Komersky? Seringkali kita terpesona gebyar dunia fana dengan segala jeratan mautnya. Sampai kapan hati dan keimanan kita mulai terobsesi dan terinpirasi oleh kemuliaan Islam hingga kita memiliki rasa percaya diri dan bangga dengan keislaman kita ?
Dan hidayah termahal adalah bagaimana seorang insan sanggup mempertahankan mahkota keimanannya ditengah godaan dunia silih berganti.
Betapa seorang Natalie Sarah yang mulanya non muslim berubah keyakinan menjadi muslimah dengan sebab bermimpi mendengar ayat Al-Qur’an. Yuonne Ridley, seorang wartawati dan jurnalis pernah ke Afganistan demi membuktikan image yang dilontarkan Presiden George Bush yang rezim Afghanistan ketika itu sebagai rezim setan. Dia akhirnya ditangkap lalu dipenjara dengan tuduhan sebagai mata-mata Amerika. Namun dipenjara justru dia diperlakukan dengan baik bahwa ditawarkan kemungkinan untuk masuk Islam. Yuonne pernah mengalami peristiwa aneh, suatu malam saat duduk dilapangan penjara, tiba – tiba telinga kirinya menangkap suara hymne gereja, sementara telinga kanannya mendengar adzan. Ia terjebak dan terperangkap dalam jepitan ajaran agama yang berbeda. Akhirnya setelah melalui perenungan dan membandingkan antara Islam dan Kristen ia pun masuk Islam. Islamlah pelabuhan terakhir yang mampu memberinya kedamaian sejati.
Pengalaman rohani dan pergulatan pemikiran pernah pula dialami Muhammad Rasyid Ridho, beliau tuturkan: ”Kami dahulu menyangka diawal-awal pencarian kebenaran bahwa Manhaj Salaf adalah lemah karena mereka tidak mentakwil (ayat-ayat sifat) seperti yang dilakukan kaum Khalaf terutama para ‘Ulama Hambali atau sebagian dari mereka . Setelah kami menyelami kalam dan kami mampu meneliti kitab –kitab yang menjadi puncak rujukan ilmu filsafat kalangan Asy’ariyah dan kitab-kitab yang menjelaskan madzhab Salaf dengan penjelasan gamblang , terutama kitab kitab Ibnu Taimiyah. Maka kami temukan dengan yakin Madzhab Salaf merupakan madzhab yang Haq yang tidak memiliki target ( keduniaan) dan ambisi (jabatan). Dan setiap yang menyelisihinya hanya sekedar persangkaan dan lamunan belaka. Sedang persengkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran (Tafsir Al-Mannar, Rasyid Ridho, 3 / 197).
Orang-orang mulia yang ikhlas melabuhkan hatinya disisi Alloh ‘ Azza Wa Jalla telah memberikan teladan berharga untuk dijadikan acuan dan memotivasi generasi setelanya untuk tegar dijalan yang Al-Haq. Paman Utsman bin Affan pernah diselubungi tikar dari daun kurma lalu diasupi dari bawahnya. Bilal yang menjadi budak Umayyah bin Khalaf dikalungi tali dilehernya lalu diserahkan ke anak-anak kecil dibawa lari-lari disebuah bukit di Mekah hingga lehernya membilur ditambah lagi dengan pukulan tongkat dan ditelentangkan dipanasnya padang pasir dengan himpitan batu besar di dadanya.
Ada Ammar bin Yasir yang tengah disiksa dan ketika itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lewat beliau berkata : “Sabarlah wahai keluarga Yasir sesungguhnya tempat yang sudah dijanjikan bagi kalian adalah surga” (HR. Thabrani, dishahihkan Al Albani dalam Fiqhus Sirah).
Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengemban Risalah Islam diintimidasi dan disakiti oleh para musuhnya. Al-Akhnas bin Syarif Ats Tsaqofi termasuk orang yang menyakiti beliau. Al-Qur’an memberinya 9 sifat yang menunjukan keadaan dirinya.
“Dan Janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghamburkan fitnah yang banyak menghalangi perbuatan baik yang melampui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu yang terkenal kejahatannya” (QS. Al-Qolam: 10-13).
Demi amanah dakwah Rasulpun hijrah ke Madinah dan generasi-generasi sahabat juga istiqomah melabuhkan keimanannya pada Islam meski tak terhitung rintangan dan badai kekejaman yang mereka terima demi sebuah keyakinan akan kebenaran Islam. Akankah kita ikuti jejak-jejak mereka yang lebih dulu menjalani roda kehidupan bersama indah dan damainya Islam, telah ringankan hati dan langkah kita untuk menyongsong sinar terang fajar Islam? Sudahkah kita pasrah dan menepati kebenaran diatas segala godaan dunia yang menyilaukan mata. Dan berbenah menjadi pribadi yang bertaqwa adalah solusi cerdas agar menjadi hamba yang beruntung.
**********
Referensi :
Mengapa Saya Masuk Islam, Drs. Dyayadi, MT Pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2007
Buku Putih Dakwah Salafiyah, Zainal Abidin bin Syamsudin, Pustaka Ima Abu Hanifah , Jakarta , 2009.
Siroh Nabawiyah (terjemah). Syaikh Shofiyurrohman al- Mubarokfury, Al-Kautsar, Jakarta , 1997