بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِ
MUJAHID DAKWAH.COM, Mataram – Serangkaian gempa kembali mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Fahri Hamzah mempertanyakan kehadiran negara dalam merespon bencana itu.
Gempa kembali mengguncang Lombok dan sekitaranya pada Ahad (19/08/2018) malam, sekitar pukul 21.56 WIB. Gempa berkekuatan 6,9 SR itu diikuti oleh beberapa gempa susulan. “Sumber gempa berasal dari Sesar Naik Flores di utara Pulau Lombok dan Sumbawa,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah segera memberikan pernyataan menyusul terjadinya gempa besar yang terjadi di Lombok tersebut. “Lombok gempa lagi. Mana negara?” ungkapnya mengawali unggahannya di akun Instagram pribadinya, Ahad (19/08/2018).
Fahri mengungkapkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari timnya di lapangan. Menurutnya, gempa terbaru tersebut berkekutan di atas 5 hingga 6 SR.
“Sungguh bencana ini besar. Gempa ini seperti datang untuk menyudahi pekerjaannya menghancurkan sisa-sisa harapan,” imbuh Fahri.
Politisi asal Nusa Tenggra Barat itu menyebut rakyat Lombok dalam kepasrahan yang melemahkan. Menurutnya, gempa pertama datang seperti mengguncang, gempa kedua seperti meretakkan, dan gempa ketiga menghancurkan. Sekarang gelombang gempa keempat ini seperti akan menghancurkan sisa-sisa.
Dia menilai tak ada lagi yang bisa dilihat berdiri sebagai tumpuan. Sementara, lanjut Fahri, masjid-masjid yang runtuh telah membuat masyarakat semakin paham bahwa pada akhirnya Allah saja tempat meminta tolong.
“Sungguh mudah bagi masyarakat untuk mengabaikan negara karena bencana dianggap sebagai bagian dari komunikasi langit,” ujarnya.
Bencana gempa yang terjadi di Lombok dan bencana apapun dianggap Fahri sebagai kasih sayang Ilahi yang sulit dimengerti dengan nalar. “Padahal, ‘telah terjadi kerusakan akibat ulah tangan manusia’” ungkapnya.
“Tapi layakkah negara menikmati kesabaran rakyat?” imbuh Fahri.
“Layakkah negara abai dan bersikap pelan? Layakkah kemiskinan seketika ini juga oleh negara sebagai musibah yang diterima dengan pasrah semata?” lanjutnya.
Dia pun meminta Presiden untuk bergerak cepat, karena sebelumnya tercatat hampir 80.000 rumah hancur. Selain itu, hampir setengah juta orang menjadi pengungsi.
Fahri menilai seluruh potensi buruk bisa terjadi. Sehingga, dia mendorong negara untuk bergerak cepat. “Usul saya tentang Bencana Nasional Lombok telah ditolak dengan berbagai alasan. Tapi tidak berarti kita tidak bisa berbuat lebih cepat dengan membuat lembaga khusus,” tukasnya.
Reporter: Imam S.
Editor: Wildan Mustofa (Kiblat.Net)