بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Jika kita membaca lebih lanjut buku karangan Charles Darwin yang berjudul The Origin Of Species, dia sering mengatakan diawal kalimatnya dengan ungkapan “jika teori saya benar” dan begitu seterusnya. Misalnya saja, dia pernah mengatakan dalam buku tersebut,”Jika teori saya benar, jenis makhluk perantara yang tidak terhitung banyaknya, yang amat erat menghubungkan semua jenis dalam kelompok yang sama, haruslah terjamin keberadaannya….. Akibatnya bukti kehidupan sebelumnya dari makhluk tersebut hanya dapat ditemukan dalam peninggalan fosil”. Artinya, dengan menggunakan kalimat itu, berarti Darwin sudah mengada-ada akan temuannya yang dianggap hebat tersebut. Orang yang mengatakan “Jika teori saya benar” berarti dia tidak yakin akan teorinya tersebut bahkan jauh daripada itu, jenis makhluk perantara yang tidak terhitung banyaknya tersebut belum pernah ditemukan oleh para ahli paleontologi evolusionis satupun.
Namun sangat disayangkan, agama darwinisme masih tetap dipertahankan oleh orang-orang bodoh yang dengan kebodohannya itu setiap kebenaran yang sudah ada di depan matanya tidak digubrisnya. Seolah-olah kebenaran itu hanya sebatas fatamorgana saja yang tidak benar adanya. Mereka tidak akan mudah goyah dengan akidah yang mereka imani, akidah yang sesat lagi menyesatkan. Namun dalam usahanya mempertahankan keyakinannya itu, seorang Charles Darwin pun pernah putus asa akan karyanya. Seperti dilangsir dari perkataan seorang fisikawan amerika, Lipson. Beliau berkata,” Saat membaca The Origin Of Species saya menemukan bahwa Darwin sendiri tidak seyakin seperti yang digambarkan…”. Bahkan Darwin pun pernah mengungkapkan sebuah kalimat yang membuat siapa yang membacanya tidak percaya. Dia berkata,”Kamu bertanya tentang buku saya dan saya hanya dapat berkata bahwa saya siap malakukan bunuh diri”.
Laba-laba, seekor makhluk mungil yang dianggap oleh sebagian orang adalah hewan yang tak punya manfaat sedikitpun, ternyata mampu menggoyahkan teori Darwin yang selama ini dianggapnya sebagai sebuah kebetulan. Tahukah kita bahwa dialam semesta ini terdapat kurang lebih jutaan spesies laba-laba yang hidup berkomunitas dan mempunyai kemampuan dalam berburu, menangkap mangsa serta membuat tempat berteduhnya dengan penuh perencanaan. Pantaslah, makhluk kecil ini dalam sebuah buku karangan Adnan Oktar yang berjudul The Miracle In The Spider disebutkan beberapa jenis species laba-laba lengkap dengan keahliannya sendiri. Salah satu jenis laba-laba yang diceritakan beliau pada bukunya tersebut adalah jenis bolas (laba-laba pelempar lasso). Oleh sebagian mahasiswa biologi, jenis laba-laba yang satu ini adalah jenis laba-laba yang paling mengagumkan dari banyaknya spesies laba-laba yang ada di alam semesta ini. Cara berburu mangsa yang sangat luar biasa membuat makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini berbeda dari jenis spesies yang lain.
Dalamsebuah buku yang berjudul Strange Things Animal Do mengibaratkan teknik berburu mangsa makhluk ini seperti seorang koboi yang melemparkan sebuah lasso. Laba-laba ini memintal sebuah sutera dan dijadikannya sebagai sebuah lasso yang nantinya akan digunakannya sebagai alat berburu mangsa. Untuk mengelabuhi serta memancing mangsanya, laba-laba bolas menggunakan sebuah kelenjar dari dalam tubuhnya yang biasa kita sebut “feromon” untuk menghasilkan sebuah bau khas ngengat betina untuk memancing ngengat jantang mendekat. Saat ngengat jantang mulai tergoda dengan bau tersebut, secara cepat laba-laba bolas melemparkan lasso dengan menggunakan dua kaki depannya yang serupa dengan tangan kearah ngengat jantang tadi. Setelah laba-laba bolas berhasil menangkap ngengat jantang, maka makhluk ini pun kemudian melumpuhkan mangsanya dengan cara memberi sebuah suntikan mematikan ketubuh mangsanya lalu membungkus mangsanya dengan sebuah sutera atau benang khusus yang berfungsi menjaga kesegaran mangsanya selama berhari-hari.
Kalau kita bertanya, siapakah yang membuat laba-laba bolas sangat ahli merancang sebuah alat pelumpuh mangsa serta memberi tahu cara mengawetkan bangkai mangsa dengan sebuah benang kecil dari dalam perutnya. Jika sekiranya, pertanyaan ini kita lemparkan kepada para kaum evolusionis yang jauh dari kata kereligiusan, mungkin mereka mengatakan itu adalah sebuah kebetulan belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kekuasaan tuhan. Mereka senantiasa mengklaim hasil temuannya sebagai sebuah akidah yang harus dipertahankan seperti agama Darwinisme ini. Mereka menjadikan teori itu sebagai pelindung-pelindung mereka dari setiap pemahaman yang hendak menggulingkan keyakinan mereka selama berabad-abad. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
” Katakanlah, terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka” (Q.S.Faathir:35,40).
Laba-laba adalah makhluk kecil yang memiliki keahlian dalam merancang sebuah bangunan yang begitu canggih. Arsitektur yang memukau siapa saja yang merenungi penciptaan mereka. Penciptaan yang tiada taranya bahkan jauh dari kata kesia-siaan. Dengan jaring-jaring buatannya tersebut, laba-laba mampu membuat sebuah rumah sekaligus sebagai perangkap yang sangat kuat. Bahkan dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa jaring laba-laba lima kali lebih kuat dari baja dengan dimensi dan ukuran yang sama walaupun ketebalannya kurang dari seperseribu milimeter dan dapat meregang sejauh 4 kali dari panjang awalnya. Jika jaring laba-laba tersebut ditarik mengelilingi bumi, beratnya hanya 320 gram saja. Seekor laba-laba betina mampu merajuk jaring-jaringnya hingga mencapai ketinggian 1 juta inchi. Ketika jaring tersebut selesai dibuatnya, maka seekor laba-laba betina akan membuat rumah ditepian sarangnya. Kemudian antara sarang dan juga perangkap dibentangkan seutas benang sutera dari kelenjar dalam tubuhnya yang berfungsi untuk mengetahui apakah mangsa sudah datang atau tidak. Keajaiban arsitektur dari rancangan hewan mungil ini terletak pada zat kimia perekat pada jaring paling luar dan sebagian saja didalam. Apabila mangsa menginjak perekat ini, maka mustahil bagi mereka untuk bisa lolos. Namun apabila laba-laba betina salah injak maka perekat ini bisa dihilangkan dengan adanya cairan berupa minyak dari dalam tubuhnya. Subhanallah.
Jika sekiranya kita berpikir lebih jauh lagi, siapakah yang mengajari makhluk ini membuat sebuah perangkap yang sempurna. Apakah mereka pernah belajar sebelumnya disebuah sekolah ataukah memang mereka mantan profesor kimia yang tahu tentang penawar zat perekat tersebut. Mustahil bagi hewan yang tidak memiliki otak dan akal mampu membuat hal yang demikian. Inilah yang dinamakan penciptaan. Penciptaan tanpa celah sedikitpun, tanpa keraguan sedikitpun bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran dari semua ayat-ayat kauniyah yang terhempar dialam semesta ini. Subhanallah!!
***********
Penulis: Zulkifli Tri Darmawan, S.Si
(Penulis Buku Cinta Berujung Syurga, Pengurus PP LIDMI)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)
📡 Kunjungi Kami di akun sosial Mujahid Dakwah.Com
📲 Facebook : https://goo.gl/Z63qri
📲 Instagram : https://goo.gl/6tQbJA
📲 Twitter : https://goo.gl/H6DrwK
📲 Youtube : https://goo.gl/xmf1Vi
📲 Telegram : https://goo.gl/9e3ZBe
🌍 Website : http://mujahiddakwah.com
🎗 Sponsor : Kokoh Ikhwah
(Fb : Kokoh Ikhwah. https://goo.gl/1UyF8e)
(Info Pemesanan, WA +62 852-5475-7734)
(Ingin Jadi Sponsor, Pasang Iklan di Grub dan di website??)
(Silahkan chat nomor di atas)