بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Oleh: Muh Fadhil Abdillah Imran
(Siswa SMP IT Wahdah Makassar kelas IX)
Jika dikatakan ujian nasional, yang langsung terlintas di kepala kita adalah buku yang bertumpuk untuk dibaca dari berbagai jenjang tingkatan, baik itu kelas 1, 2 dan 3. Serta yang terlintas dipikiran kita adalah kertas jawaban, pensil 2B serta alat bundar untuk menyempurnakan bundaran untuk menandai jawaban kita dalam menjawab soal yang kata orang “ujian diatas ujian”. Namum ujian 2 tahun terakhir ini berbeda. Semua kertas itu telah berganti menjadi alat elektronik yang canggih.
Yah, sekarang ujian nasional itu bukan menggunakan kertas lagi, namun sudah menggunakan komputer, UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Yang ingin kami sampaikan bukanlah hanya sekedar informasi bagaimana kelangsungan UNBK tersebut. Namun, bagaimana kita mempersiapkan diri kita dengan baik untuk menghadapi itu semua.
Intinya bahwa ujian hanyalah wasilah (jalan) yang berfungsi sebagai penguji atau penilai apakah kita benar benar memahami pelajaran yang telah diajarkan kepada kita selama 3 tahun terakhir ini. Dan sama halnya Allah menguji hamba-Nya dengan cobaan-cobaan yang begitu berat, maka Allah hanya ingin melihat apakah hamba-Nya itu benar-benar hamba yang baik atau tidak.
Sebagai tolak ukur kepahaman kita terhadap suatu ilmu adalah bagaimana kita mengamalkan ilmu tersebut, bagaimana kita bisa mengejawantahkan ilmu-ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita. karena ilmu itu percuma saja untuk dipelajari kalau tidak mampu memberikan manfaat yang signifikan kepada diri kita.
Bagaimanakah cara agar ilmu itu bermanfaat bagi kita?
Satu-satunya cara adalah dengan mengamalkan Ilmu yang telah di dapatkan. Betapa ruginya sang penuntut ilmu jika ilmu yang didapatkan tidak diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari. Karena ilmu akan mengubah sikap dan kepribadian seorang manusia. Dan begitu banyak pahala yang kita dapatkan ketika mengamalkannya.
Ilmu bukan sekedar bermanfaat hanya untuk diri kita, akan tetapi harus kita ajarkan dan sampaikan kepada saudara-saudara kita, maka biarkanlah juga orang lain bisa merasakan manisnya manfaat dari ilmu yang kita miliki, maka satu-satunya cara agar ilmu itu bermanfaat bagi orang lain adalah dengan cara mengajarkan atau mendakwahkannya. Dan juga agar kita menjadi manusia yang terbaik disisi Allah.
Rasulullah Shlallahu ‘alaih wasallam pernah bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Dan juga kita mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang kita dakwahi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
Maka setelah kita mendakwahkan ilmu. Langkah kita selanjutnya ialah bagaimana kita bisa terus istiqamah dan bersabar diatas jalan dakwah yang telah kita ambil tersebut dan mampu menghalau halang rintang, baik cacian, cemoohan, serta hinaan.
Jalan dakwah itu ibarat jalan lurus yang terang serta jelas. Namun dijalan tersebut penuh dengan onak dan duri yang dimana kita para pendakwah mau tidak mau, suka tidak suka harus mampu melewati itu. Dan diujung jalan yang terang, lurus, jelas, serta penuh onak dan duri tersebut terdapat begitu banyak kenikmatan. Maka jadilah anda orang berilmu yang mampu mengamalkan ilmunya serta mampu mendakwahkan ilmunya serta mampu bersabar diatas jalan dakwah tersebut.
Maka jadikanlah akhlaq kita sebagai merek kita, merek bahwa kita adalah seorang penuntut ilmu sejati yang sudah berilmu, menunjukkan akhlaq itu mulai dari ujung songkok hingga ujung sandal. dan mengamalkan ilmu yang telah kita dapatkan selama tiga tahun ini.
Editor : Muh. Akbar